Our blog

Ada Kecurangan, Lapor ke Help Desk

SOLO-Pengawasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012 jauh lebih ketat dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun ini, baik siswa, orang tua maupun masyarakat yang melihat adanya indikasi kecurangan bisa langsung melaporkan ke panitia SNMPTN pusat. 


Humas SNMPTN Panlok 44 UNS, Drs Tundjung W Sutirta MSi mengatakan, cara tersebut untuk mengantisipasi adanya kecurangan-kecurangan di tingkat sekolah ataupun universitas. ”Jika ada indikasi (kecurangan) itu, silakan melaporkan di help desk (http://halo.snmptn.ac.id). 


Di help desk ini masyarakat tidak sebatas mencari informasi, tapi juga untuk mengontrol,” kata Tundjung di sela-sela acara sosialisasi Panlok 44 UNS yang ditujukan bagi kepala sekolah Eks Karesidenan Surakarta di Auditorium UNS, Selasa (7/2).


Kecurangan-kecurangan tersebut bisa berupa manipulasi nilai rapor yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam  merekomendasikan calon mahasiswa di SNMPTN Jalur Undangan. Bisa juga manipulasi data peserta Bidik Misi, yang mengaku dari keluarga tidak mampu padahal berkecukupan. 


Terus Memantau


Mekanisme pelaporan sangat mudah. Siswa, Orang tua, atau masyarakat tinggal membuka website dan menulis keluhan atau laporan indikasi kecurangan. Dalam laman itu juga sudah dikategorikan jenis laporan, apakah laporan biasa atau mendesak. Melalui kategori ini, panitia pusat akan segera berkoordinasi dengan panitia lokal untuk memverifikasi kebenarannya. 


”Segala macam keluhan bisa dilaporkan. Maksimal dua hari, setelah ada laporan harus ada jawaban,” tegasnya.
Karena itu, baik panitia pusat maupun daerah akan terus memantau help desk. Dengan demikian, segala keluhan dari masyarakat bisa langsung tertangani secara cepat.


Sementara itu, Koordinator Humas SNMPTN Nasional sekaligus Rektor UNS Prof Dr Ravik Karsidi mengatakan, tahun ini kepala sekolah diberikan wewenang untuk menentukan siapa saja siswa yang ikut dalam SNMPTN Jalur Undangan ataupun Bidik Misi. Tak ada persyaratan lain, kecuali nilai rapor semester III, IV, dan V. ”Tapi jika terbukti melakukan kecurangan, forum rektor dan dirjen sepakat untuk tidak mengundang sekolah tersebut tiga tahun,” tandas Ravik.


Rektor juga menjelaskan, tahun lalu telah mendiskualifikasi tiga calon mahasiswa dari SNMPTN Jalur Bidik Misi. Salah satu mahasiswa yang bersangkutan mengaku dari keluarga miskin, tetapi ternyata membawa telepon selular BlackBerry. ”Setelah dicek, ternyata dari keluarga mampu,” ucap Ravik. (H81-75) (/

Belajar Bersama Designed by ygiovanni | SMKN 1 Miri Sragen Copyright © 2015

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.